C59 merupakan kependekan dari Caladi Lima Sembilan, ini merupakan nama
salah satu gang di kota Bandung. Ditempat ini Marius Widyarto Wiwied yang lebih
dikenal dengan ama Wiwied melalui usahanya dalam bidang industri garmen
khususnta T-shirt printing (kaos oblong sablon). usaha garmen ini dimulai pada
tahin 1980, pada awalnya berbentuk badan usahan perseorangan dengan modal awal
sebesar Rp. 2,500.000,- (dua juta limaratus ribu rupiah). modal awal ini
diperoleh dari hasil penjualan kado perkawinan Wiwied dengan Maria, istrinya
yang dinikahinya pada tahun 1980. modal sebesar itu digunakan untuk membeli 2
unit mesin jahit dan 1 unit mesin obras, juga bagi modal kerja untuk balanja
bahan baku dan upah.
C59 merupakan kependekan dari kaladi
1. POTONG
Proses potong merupakan proses pertama yg dilakukan,
dalam proses ini keterangan pada lembar kerja di realisasikan ke dalam bentuk
potongan kaos sesuai dengan model yang di minta. Jumlah potongan yang dapat
dihasilkan dalam sehari kurang lebih 2500 potong untuk oblong biasa
(sport/reglan). Tata cara yang biasa dilakukan oleh operator potong sebelum
kain tersebut di potong adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa lembar perintah kerja potong, yang bertujuan untuk mempersiapkan jenis bahan/kain yang di
potong sesuai dengan permintaan.
2. Bahan yang sudah di siapkan tersebut, dihampar pada meja potong sampai dengan jumlah potongan yang diminta
3. Di pola, yaitu bahan tersebut di gambar model nya di atas kain yang
paling atas dengan memakai sejenis kapur.
4. Cutting, yaitu bahan yang sudah di pola tersebut di potong mengikuti
pola yang sudah ada.
5. Bahan yang sudah di potong dipisah-pisah sesuai
keterangan warna bahan per order, karena pada saat memotong bisa terdiri
daribeberapa order. Bahan tersebut selanjutnya diberi kode dengan menempelkan
nomor order pada selembar kertas di ujung ikatan kain, supaya tidak tercampur.
2. SORTIR
Tujuan dari proses sortir ini adalah untuk menghindari
adanya cacat kain, sebelum bahan tersebut di sablon baik berupa goresan maupun
lubang-lubang, juga untuk lebih memudahkan bagian sablon dalam proses printing,
karena di bagian sortir badan kain yang akan di sablon sudah dipisah sesuai
keterangan pada LEMBAR KERJA ORDER.
3. GAMBAR
Dari sekian yang ada nampaknya bagian ini yang paling
vital, karena didalamnya terdapat beberapa unsur yang sangat berhubungan dengan
bagian yang lainnya, mulai dari afdruk, stel, sablon serta keindahan dari
gambar yang di hasilkan. Waktu yang diperlukan untuk bagian ini dalam kondisi
normal adalah 2-3 hari.
4. AFDRUK
Untuk gambar yang sudah menjadi klise berarti sudah
siap untuk di afdruk, klise tersebut harusdi sortir
dahulu yang bertujuan untuk menentukan ukuran screen
yang akan di pakai.
Penentuan ukuran screen ini di sesuaikan dengan
besarnya gambar yang akan di cetak.
Dalam proses afdruk ada beberapa tahap yang harus di
tembuh sebelum screen siap di stel, diantaranya:
-Penyortiran gambar(seperti
di uraian di atas)
-Pemolesan screen dengan SUPER-X yang bertujuan agar gambar dari klise yang akan di afdruk
bisa keluar, teta[l terlebih dahulu harus di keringkan lagi setelah proses
pemolesan tersebut. -Penyinaran,yang bertujuan menyinari screen yang sudah di tempeli dengan
klise agar gambarnya bisa keluar/ ada dalam screen.
-Penyemprotan, dalam
tahap ini screen yang sudah selesai disinari disemprot dengan air agar
partikel-partikel screen(monil) dapat lepas sehingga membentuk gambar seperti
pada klise. Dalam proses ini operator harus berhati-hati supaya screen tidak
sampai jebol/rusak.
-Pengeringan sekaligus penambalan. Screen yang masih dalam keadaan basah setelah di semprot di
jemur/di oven agar cepat kering, yang selanjutnya screen tersebut di tambal
dengan sejenis obat yang berguna mentup screen yang bocor dan bila mana proses
tersebut sudah selesai berarti sudah siap untuk di stel.
5. STEL
Tujuan dari proses ini agar ganbar yang di sablon letak
gambarnya bisa pas antara tiap warna, karnena dalam satu gambar bisa terdiri
dari beberapa warna. Cara yang biasa dilakukan biasanya dengan mencoba
menyablonnya pada selembar kain putih agar hasil sablonnya bisa lebihjelas
kelihatan. Kemudian tiap screen ya g akan di stel posisi gambarnya di buat pas
dengan gambarpada kain tersebut. Kapasitas stel normal sehari mulai dari pukul
08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB adalah 24 order. Waktu yang di perlukan
proses ini l(satu)hari dalam kondisi normal.
6. SABLON
Proses ini dapat terlaksana bila didukung oleh 3 faktor
yaitu bahan yang akan di sablon, obat,dan
screen yang sudah di stel. Untuk setiap
operator sablon didampingi oleh dua orang pembantu/knek, bila mana satu knek
atau sebaliknya tidak hadir, proses tersebut tidak bisa jalan, sehingga
kerjasama dan kekompakan sangat perlu pada bagian ini, mengingat system
kerjanyaTEAM WORK. Kapasitas normal untuk bagian sablon per hari dapat mencapai
8.000 potong, sudah termasuk TS(tanpa sambungan) untuk interval waktu 24 jam
7. PRESS/SETERIKA
Pada tahap ini bahan yang sudah di sablon hams di press
terlebih dahulu agar hasil sablonnya lebih bisa tahan lama dan tidak bau
obat/cat sablon. Dalam proses ini nampaknya tidak terlalu banyak kendala yang
berarti dan waktu yang diperlukan adalah l(satu) hari dengan kapasitas perhari
mencapai 3.000-4.000 potong.
8. JAHIT/OBRAS
Bahan/kain yang sudah di sablon di sambung agar menjadi
kaos yang sudah jadi(siap pakai). Perlu diketahui sebelum di obras kain yang
siap tersebut dicocokkan dahulu kode bahannya, karena untuk setiap pemotongan
bahan, warna kainnya tidak bisa samaftidak matching) baru setelah itu di
bagikan ke operator obras/ jahit. Kemampuan rata-rata dari setiap operator
obras dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 125 potong.
Kemempuan rata-rata dari setiap operator zoom dalam
sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 450 potong. Kemampuan
rata-rata dari setiap operato tindes dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga
16.00 WIB adalah 450 potong.
Jadi yang dimaksud dengan kapasitas normal untuk bagian
obras/jahit ini adalah 1.800 potong per hari untuk oblong sport/raglan. Waktu
yang diperlukan pada proses ini adala 2(dua)hari dalam kondisi normal,
sedangkan untuk oblong krag, oblong model V dan sport tennis dapat memakan
waktu yang . lebih lama pengerjaannya dari pada oblong biasa.
9. FINISHING
Tujuan dari proses ini adalah untuk membersihkan kaos
/oblong dari benang atu pun kotor-kotor yang masih bisa di bersikan dan untuk
merapihkan kaos/oblong tersebut dilipat untuk selanjutnya dimasukan kedalam
plastic seal sampai dengan siap paket/kirim.
10. PAKET
Paket ini merupakan proses paling akhir dari rangkaian proses produksi yang
ada, dan barang yang sudah packing dari bagian finishing dikirim ke setiap
cabang dengan cara di kirim langsung oleh bagian ekspedisi/paket atau bisa
dengan melalui jasa pengiriman .
MONEY
Membahas mengenai jumlah produksi dan permintaan terhadap kaos C59 , saya akan
mencoba memaparkan berapa banyak produksi dalam setahun dan jumlah permintaan
kaos C59, serta dampak penentuan harga eceran tertinggi terhadap penjualan kaos
C59 .
Dalam sebulan, produsen C59 dapat memproduksi sekitar 60 ribu pieces kaos,
dengan rata – rata jumlah permintaan sekitar 40 ribu pieces, dan harga yang
ditawarkan adalah Rp60 ribu / pieces. Jika digambarkan dalam bentuk kurva maka
harga keseimbangan akan dicapai pada harga Rp60 ribu dan kuantitas barang
sebanyak 40 ribu pieces . Oleh karena itu permintaan konsumen dapat terpenuhi .
Untuk menghindari kenaikan harga kaos
penjualan di setiap distro pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi.
Pemerintah menetapkan harga sebesar Rp 50000 , maka dampak dari
penetapan harga eceran tertinggi itu adalah terjadinya shortage,karena dengan
menurunnya harga kaos tersebut otomais jumlah permintaaan pun akan
meningkat , namun kapasitas produksi hanya mencapai 60.000
pieces/bulan . Oleh karena itu akan terjadi kekurangan kuantitas untuk memenuhi
permintaan konsumen . Tetapi pada kenyataannya , produsen C59 dapat memenuhi
jumlah permintaan konsumen , sehingga terjadi surplus barang . Untuk menangani
surplus tersebut produsen C59 pun melakukan ekspor barang ke berbagai Negara ,
tidak hanya pasar lokal tapi pasar internasional.
Bersama dengan di bangunnya took
retail (showroom) pertama di jalan Tikukur No.10 pada tahun ini pula penjualan
C59 semakin meningkat dengan omzet si atas Rp. 1 miliar.
MACHINE
Tahun 1986 C59 beroperasi dengan 20
mesin jahit. dan pada tahun 1990, C59 semakin berkembang dengan membangun
pabrik dan fasilitas modern.
MAN
C59 telah membuka showroom di daerah lain, seperti
Balikpapan, Bali, Yogya dan kota lain sehingga kini ia memiliki sekitar 700
outlet di Indonesia dengan memperkerjakan sekitar 4000 karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar