Selasa, 24 Desember 2013

Penjelasan tentang alat input dan proses awal sampai akhir

C59 merupakan kependekan dari Caladi Lima Sembilan, ini merupakan nama salah satu gang di kota Bandung. Ditempat ini Marius Widyarto Wiwied yang lebih dikenal dengan ama Wiwied melalui usahanya dalam bidang industri garmen khususnta T-shirt printing (kaos oblong sablon). usaha garmen ini dimulai pada tahin 1980, pada awalnya berbentuk badan usahan perseorangan dengan modal awal sebesar Rp. 2,500.000,- (dua juta limaratus ribu rupiah). modal awal ini diperoleh dari hasil penjualan kado perkawinan Wiwied dengan Maria, istrinya yang dinikahinya pada tahun 1980. modal sebesar itu digunakan untuk membeli 2 unit mesin jahit dan 1 unit mesin obras, juga bagi modal kerja untuk balanja bahan baku dan upah.

C59 merupakan kependekan dari kaladi
1. POTONG
Proses potong merupakan proses pertama yg dilakukan, dalam proses ini keterangan pada lembar kerja di realisasikan ke dalam bentuk potongan kaos sesuai dengan model yang di minta. Jumlah potongan yang dapat dihasilkan dalam sehari kurang lebih 2500 potong untuk oblong biasa (sport/reglan). Tata cara yang biasa dilakukan oleh operator potong sebelum kain tersebut di potong adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa lembar perintah kerja potong, yang bertujuan untuk mempersiapkan jenis bahan/kain yang di potong sesuai dengan permintaan.
2. Bahan yang sudah di siapkan tersebut, dihampar pada meja potong sampai dengan jumlah potongan yang diminta
3. Di pola, yaitu bahan tersebut di gambar model nya di atas kain yang paling atas dengan memakai sejenis kapur.
4. Cutting, yaitu bahan yang sudah di pola tersebut di potong mengikuti pola yang sudah ada.
5. Bahan yang sudah di potong dipisah-pisah sesuai keterangan warna bahan per order, karena pada saat memotong bisa terdiri daribeberapa order. Bahan tersebut selanjutnya diberi kode dengan menempelkan nomor order pada selembar kertas di ujung ikatan kain, supaya tidak tercampur.
2. SORTIR
Tujuan dari proses sortir ini adalah untuk menghindari adanya cacat kain, sebelum bahan tersebut di sablon baik berupa goresan maupun lubang-lubang, juga untuk lebih memudahkan bagian sablon dalam proses printing, karena di bagian sortir badan kain yang akan di sablon sudah dipisah sesuai keterangan pada LEMBAR KERJA ORDER.
3. GAMBAR
Dari sekian yang ada nampaknya bagian ini yang paling vital, karena didalamnya terdapat beberapa unsur yang sangat berhubungan dengan bagian yang lainnya, mulai dari afdruk, stel, sablon serta keindahan dari gambar yang di hasilkan. Waktu yang diperlukan untuk bagian ini dalam kondisi normal adalah 2-3 hari.
4. AFDRUK
Untuk gambar yang sudah menjadi klise berarti sudah siap untuk di afdruk, klise tersebut harusdi sortir
dahulu yang bertujuan untuk menentukan ukuran screen yang akan di pakai.
Penentuan ukuran screen ini di sesuaikan dengan besarnya gambar yang akan di cetak.
Dalam proses afdruk ada beberapa tahap yang harus di tembuh sebelum screen siap di stel, diantaranya:
-Penyortiran gambar(seperti di uraian di atas)
-Pemolesan screen dengan SUPER-X yang bertujuan agar gambar dari klise yang akan di afdruk bisa keluar, teta[l terlebih dahulu harus di keringkan lagi setelah proses pemolesan tersebut. -Penyinaran,yang bertujuan menyinari screen yang sudah di tempeli dengan klise agar gambarnya bisa keluar/ ada dalam screen.
-Penyemprotan, dalam tahap ini screen yang sudah selesai disinari disemprot dengan air agar partikel-partikel screen(monil) dapat lepas sehingga membentuk gambar seperti pada klise. Dalam proses ini operator harus berhati-hati supaya screen tidak sampai jebol/rusak.
-Pengeringan sekaligus penambalan. Screen yang masih dalam keadaan basah setelah di semprot di jemur/di oven agar cepat kering, yang selanjutnya screen tersebut di tambal dengan sejenis obat yang berguna mentup screen yang bocor dan bila mana proses tersebut sudah selesai berarti sudah siap untuk di stel.
5. STEL
Tujuan dari proses ini agar ganbar yang di sablon letak gambarnya bisa pas antara tiap warna, karnena dalam satu gambar bisa terdiri dari beberapa warna. Cara yang biasa dilakukan biasanya dengan mencoba menyablonnya pada selembar kain putih agar hasil sablonnya bisa lebihjelas kelihatan. Kemudian tiap screen ya g akan di stel posisi gambarnya di buat pas dengan gambarpada kain tersebut. Kapasitas stel normal sehari mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB adalah 24 order. Waktu yang di perlukan proses ini l(satu)hari dalam kondisi normal.
6. SABLON
Proses ini dapat terlaksana bila didukung oleh 3 faktor yaitu bahan yang akan di sablon, obat,dan screen yang sudah di stel. Untuk setiap operator sablon didampingi oleh dua orang pembantu/knek, bila mana satu knek atau sebaliknya tidak hadir, proses tersebut tidak bisa jalan, sehingga kerjasama dan kekompakan sangat perlu pada bagian ini, mengingat system kerjanyaTEAM WORK. Kapasitas normal untuk bagian sablon per hari dapat mencapai 8.000 potong, sudah termasuk TS(tanpa sambungan) untuk interval waktu 24 jam
7. PRESS/SETERIKA
Pada tahap ini bahan yang sudah di sablon hams di press terlebih dahulu agar hasil sablonnya lebih bisa tahan lama dan tidak bau obat/cat sablon. Dalam proses ini nampaknya tidak terlalu banyak kendala yang berarti dan waktu yang diperlukan adalah l(satu) hari dengan kapasitas perhari mencapai 3.000-4.000 potong.
8. JAHIT/OBRAS
Bahan/kain yang sudah di sablon di sambung agar menjadi kaos yang sudah jadi(siap pakai). Perlu diketahui sebelum di obras kain yang siap tersebut dicocokkan dahulu kode bahannya, karena untuk setiap pemotongan bahan, warna kainnya tidak bisa samaftidak matching) baru setelah itu di bagikan ke operator obras/ jahit. Kemampuan rata-rata dari setiap operator obras dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 125 potong.
Kemempuan rata-rata dari setiap operator zoom dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 450 potong. Kemampuan rata-rata dari setiap operato tindes dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 450 potong.
Jadi yang dimaksud dengan kapasitas normal untuk bagian obras/jahit ini adalah 1.800 potong per hari untuk oblong sport/raglan. Waktu yang diperlukan pada proses ini adala 2(dua)hari dalam kondisi normal, sedangkan untuk oblong krag, oblong model V dan sport tennis dapat memakan waktu yang . lebih lama pengerjaannya dari pada oblong biasa.
9. FINISHING
Tujuan dari proses ini adalah untuk membersihkan kaos /oblong dari benang atu pun kotor-kotor yang masih bisa di bersikan dan untuk merapihkan kaos/oblong tersebut dilipat untuk selanjutnya dimasukan kedalam plastic seal sampai dengan siap paket/kirim.
10. PAKET
Paket ini merupakan proses paling akhir dari rangkaian proses produksi yang ada, dan barang yang sudah packing dari bagian finishing dikirim ke setiap cabang dengan cara di kirim langsung oleh bagian ekspedisi/paket atau bisa dengan melalui jasa pengiriman .
MONEY
Membahas mengenai jumlah produksi dan permintaan terhadap kaos C59 , saya akan mencoba memaparkan berapa banyak produksi dalam setahun dan jumlah permintaan kaos C59, serta dampak penentuan harga eceran tertinggi terhadap penjualan kaos C59 .
Dalam sebulan, produsen C59 dapat memproduksi sekitar 60 ribu pieces kaos, dengan rata – rata jumlah permintaan sekitar 40 ribu pieces, dan harga yang ditawarkan adalah Rp60 ribu / pieces. Jika digambarkan dalam bentuk kurva maka harga keseimbangan akan dicapai pada harga Rp60 ribu dan kuantitas barang sebanyak 40 ribu pieces . Oleh karena itu permintaan konsumen dapat terpenuhi .


Untuk menghindari kenaikan harga kaos penjualan di setiap distro pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi. Pemerintah menetapkan harga sebesar Rp 50000 ,  maka dampak dari penetapan harga eceran tertinggi itu adalah terjadinya shortage,karena dengan menurunnya harga kaos tersebut otomais jumlah permintaaan pun akan meningkat  , namun kapasitas produksi hanya mencapai 60.000 pieces/bulan . Oleh karena itu akan terjadi kekurangan kuantitas untuk memenuhi permintaan konsumen . Tetapi pada kenyataannya , produsen C59 dapat memenuhi jumlah permintaan konsumen , sehingga terjadi surplus barang . Untuk menangani surplus tersebut produsen C59 pun melakukan ekspor barang ke berbagai Negara , tidak hanya pasar lokal tapi pasar internasional.
Bersama dengan di bangunnya took retail (showroom) pertama di jalan Tikukur No.10 pada tahun ini pula penjualan C59 semakin meningkat dengan omzet si atas Rp. 1 miliar.
MACHINE
Tahun 1986 C59 beroperasi dengan 20 mesin jahit. dan pada tahun 1990, C59 semakin berkembang dengan membangun pabrik dan fasilitas modern.

MAN
C59 telah membuka showroom di daerah lain, seperti Balikpapan, Bali, Yogya dan kota lain sehingga kini ia memiliki sekitar 700 outlet di Indonesia dengan memperkerjakan sekitar 4000 karyawan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar